Saga Brexit Berlanjut - ABN AMRO

Han de Jong, kepala ekonom di ABN AMRO, mencatat PM Inggris Boris Johnson sejauh ini gagal menghasilkan proposal Brexit kepada seluruh UE yang dapat diterima di mata parlemen Eropa.

Kutipan Utama

“Saya ingin tahu apakah dia bermaksud untuk menghasilkan proposal yang dapat disetujui oleh UE dan Saya juga bertanya-tanya apakah parlemen Eropa akan menyetujui apa pun yang dihasilkan oleh pemerintah Inggris. Dan bahkan jika niat Johnson positif dan konstruktif dan UE sama-sama konstruktif, seberapa besar kemungkinan kesepakatan akan disambut secara positif oleh parlemen Inggris? Tidak terlalu, Saya pikir."

“Kami terus berpikir pemilu sangat mungkin, tetapi hasilnya sangat sulit untuk diprediksi. Menurut jajak pendapat, dukungan untuk Konservatif sedikit lebih tinggi dan mereka memiliki keunggulan 12 poin atas Buruh. Yang menarik adalah dukungan untuk Lib Dems meningkat."

“Karena pemilu dapat secara efektif menjadi referendum Brexit lainnya, bukan tidak mungkin Lib Dems akan terus naik karena mereka memiliki posisi yang sangat jelas atas masalah ini: mereka menentang Brexit. Itu sesuatu yang tidak bisa dikatakan tentang Buruh. Oleh karena itu, pemilih Buruh yang berusaha mencegah (hard) Brexit penting dapat berbondong-bondong menuju Lib Dems. Ini juga menciptakan perspektif baru bagi pemilih Tory yang tidak menyukai gagasan (hard) Brexit."

“Apa yang sangat disayangkan, bagi saya, adalah bahwa pemimpin baru Lib Dem, Jo Swinson, relatif tidak dikenal. Menurut http://www.yougov.co.uk 10% orang yang disurvei menyetujuinya, sedangkan 33% menyetujui Boris Johnson. Perbedaannya dijelaskan oleh sejumlah besar orang yang tidak mengenal Swinson: hanya 37% orang yang disurvei mengatakan mereka mengenalnya, dibandingkan 98% dalam kasus perdana menteri. Yang positif dari itu adalah relatif sedikit orang yang mengatakan mereka tidak setuju dengan Swinson: 10% berbanding 48% dalam kasus Johnson."